Akhirnya, terjawab sudah pertanyaan orang tua murid SDN Karanganyar tentang
keberlanjutan pendidikan anak-anaknya. Tepat pukul 10.05 WIB hari Rabu, 30
Agustus 2023, telah dilaksanakan musyawarah rencana penghapusan dan
penggabungan Satuan Pendidkan antara SDN
Karanganyar dan SDN Manasuka.
Kegiatan tersebut dihadiri KSPF SDN Karanganyar dan Komite, KSPF SDN Manasuka dan komite, perwakilan orang tua
siswa SDN Karanganyar, dan Pengawas Pendamping Bapak Dede Rudiana, S.Pd. M.M.Pd.
“… Dari hasil musyawarah rencana
penghapusan dan penggabungan Satuan Pendidikan tersebut disepakati secara
mufakat bahwa SDN Karanganyar akan
dihapus dan digabungkan dengan SDN Manasuka …” kalimat tersebut merupakan
salah satu pernyataan yang tertuang di dalam berita acara.
Penulis sebagai KSPF SDN
Karanganyar tidak bisa menolak ketika hal ini sudah menjadi keputusan
pemerintah. Keputusan ini disampaikan oleh Juna
Mulyadi, S.Pd. sebagai Korwil Bidang Pendidikan Kec. Subang. Sebelumnya beliau
menyampaikan berita ini pada hari Selasa sekitar pukul 15.00 WIB di Kantor
Korwil Kec. Subang.
Selain SDN Karanganyar, ada 2
sekolah lainnya yang mengalami hal yang sama. Di antaranya yakni SDN Pangipukan
digabung dengan SDN Soklat, dan SDN Mongonsidi digabung dengan SDN Salep. Salah
satu alasan penggabungan dan penghapusan SDN Karanganyar, SDN Pangipukan, dan SDN
Mongonsidi karena jumlah siswa tidak memenuhi kriteria.
Seperti di SDN Karanganyar yang jumlah siswanya hanya berjumlah 44 orang, hal ini memang sudah tidak mungkin dipertahankan, mengingat banyak dana operasional yang harus dikeluarkan sementara perolehan dana BOS tidak mencukupi untuk mendanai semua kegiatan. Masih terdapat beberapa guru yang berstatus honorer. Dan banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan merger sekolah.
Rencana penghapusan SDN
Karanganyar diwarnai dengan isak tangis orang tua. Salah satunya adalah Ema
Asri. Dia sama sekali tidak menduga jika sekolah ini akan dihapus. Menurut wanita
yang setia mengantar cucunya ke sekolah ini, jangan sampai nama Karanganyar
dihapus, karena nama sekolah ini sudah lama melekat di hari masyarakat
setempat. Bahkan Ema Asri mengenyam pendidikan Sekolah Dasarnya di SDN
Karanganyar. Wajar saja kalau dia sangat berat untuk menghapus
kenangan-kenangan di SDN Karanganyar.
Ini akan menjadi bahan renungan, bahwa menghapus nama sekolah tidak semudah menghapus tulisan dalam teks. Penghapusan nama sekolah secara fisik mungkin mudah dilakukan. Namun, secara psikis perlu kajian lebih mendalam. SDN Karanganyar dibangun pada tahun 1963, Bangunan ini adalah artefak, bukti sejarah perjuangan rakyat Subang mencerdaskan anak bangsa. Haruskah jejak pejuang pendidikan terdahulu dicampakkan begitu saja?
Arum Handayani
KSPF SDN Karanganyar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar