Minggu, 07 Juni 2020

Melawan Covid-19 dengan Literasi



Melawan Covid-19 dengan Literasi
Oleh : Arum Handayani, M.Pd.

(Guru SMPN 3 Subang, pegiat literasi, ketua Komunitas Literasi Lisangbihw )





Pandemi Covid-19 telah merambah pada masalah infodemik. Ini membuktikan bahwa daya baca  masyarakat masih minim terkait mengakses informasi mengenai fenomena Covid-19. Tidak semua  informasi yang beredar di media sosial itu benar berdasarkan fakta.  Ada sebagian informasi yang merupakan opini. Kekeliruan-kekeliruan opini inilah yang menyebabkan infodemik semakin menyebar luas. 

Penyebarluasan infodemik akan berdampak pembodohan bagi masyarakat. Kondisi seperti ini akan sangat berbahaya, karena masyarakat akan terpengaruh oleh informasi-informasi yang dapat menyesatkan. Jika hal ini tidak segera ditangani, maka upaya pencehagahan penyebaran Covid-19 ini akan semakin sulit. Harus ada usaha pencegahan infodemik agar masyarakat mendapatkan informasi yang  akurat terkait masalah wabah berbahaya ini.

Bagaimana masyarakat dapat melawan penyebaran Covid-19 dengan berliterasi? Literasi bukan sekadar kegiatan membaca dan menulis tanpa makna. Kebermaknaan hasil membaca dan menulis inilah yang harus diolah dalam menyikapi permasalahan yang sedang dihadapi.

Literasi adalah kemampuan seseorang dalam  mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Pernyataan demikian tertuang dalam Permendikbud 28 tahun 2016. Pernyataan senada juga dinyatakan oleh UNESCO, bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya.

Kecerdasan seseorang dalam menerima infomasi sangat berpengaruh terhadap tindak lanjut informasi tersebut. Melalui kecerdasan itulah seseorang diuji kemampuan berpikir secara rasional.  Mampu  menggunakan sumber informasi secara mangkus dan sangkil pada saat dihadapkan suatu tangtangan.

Dengan kemampuan literasinya,  seseorang akan mengkaji terlebih dahulu kebenaran informasi terkait pandemi Covid-19 yang diterima. Dua hal yang harus menjadi bahan kajian kebenaran informasi, yakni dari mana sumber informasi tersebut, dan siapa nara sumbernya. Dengan demikian infodemik Covid-19 tidak akan menyebar lebih luas.

Permasalahan infodemik Covid-19 yang sudah menyebar di masyarakat, tidak akan diterima oleh orang yang menggunakan daya literasinya dengan baik. Informasi yang diperoleh baik secara lisan maupun tulisan akan dikaji terlebih dahulu. Apakah sumber informasi ini benar akurat atau sekadar hoaks. Orang literat tidak akan merasa khawatir yang berlebihan, panik, bahkan sters dalam menyikapi pandemi Covid-19.

Informasi yang akurat dan terpercaya  dapat diperoleh dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia. Gugus tugas ini berada dalam lingkup Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan melibatkan kementerian, lembaga, dan unit pemerintahan lain seperti Kementerian KesehatanKepolisian Negara Republik IndonesiaTentara Nasional Indonesia, dan pemerintah di daerah

Berdasarkan paparan di atas, dapat dinyatakan bahwa dengan memberdayakan kemampuan literasi yang baik, akan mengatasi masalah infodemik Covid-19 dengan baik pula. Informasi yang akurat terkait Covid-19 akan diperoleh oleh orang-orang literat.  Orang literat tidak akan sesat dalam mengakses informasi. Dengan demikian, penyebaran Covid-19 dapat dilawan dengan literasi (AH)










15 komentar:

Jumat Berkah di SDN Karanganyar

  Masya Allah Tabarakallah, rezeki buat anak-anak soleh dan solehan siswa SDN Karanganyar. Hari ini, Jumat, 01 September 2023 ada seorang ha...