Sabtu, 06 Juni 2020

Usia Senja, Mampukah Berkarya?



Usia Senja, Mampukah Berkarya?


Setengah abad lebih usiaku kini. Puji syukur pada Illahi Robbi, karena pada usia senja ini, aku masih merasakan gairah hidup yang kian menggebu.

Penglihatanku sudah semakin nanar. Mata ini sudah tak berbinar lagi melihat eloknya cakrawala. Lututku sudah melemah. Kaki ini sudah tak sekuat dulu lagi untuk menopang tubuhku yang mulai ringkih.

Namun ada satu hal yang tak pernah surut di usia senja ini. Yakni hasrat. Ya, hasrat untuk tetap istiqomah dalam menjalani kehidupan. Hasrat untuk mencari kebahagian, karena hidup yang tak bahagia bagaikan kepompong tanpa ulat.

Melihat aktivitas teman sebaya, sepertinya mereka lebih disibukkan dengan memanjakan  dirinya. Pergi kuliner bersama teman, belanja di mall, bahkan berkunjung ke beberapa tempat wisata. Seolah tak ada puasnya menghabiskan banyak uang. Ujung-ujungnya mereka akan kembali pada situasi jenuh.

Tidak ! Aku tidak ingin menjadi bagian dari mereka. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku yakin masih bisa produktif dan bermanfaat untuk kehidupan orang lain. Bukankah sebaik-baiknya manuais adalah manusia yang bermanfaat?
Tak pernah terbayangkan sedikit pun untuk menjadi penulis. Jangankan menulis, membaca saja rasanya mata ini sudah lelah. Bukankah membaca adalah modal utama untuk menjadi seorang penulis?

Namun, takdir sudah memboyongku untuk menjadi seorang penulis. Ya, walaupun masih kategori penulis kacangan. Masih jauh jika dibandingkan dengan penulis sekelas Om Jay, kang Encon,  Dodi Ahmad Fauzi, Prawiro, Erni Wardani, Iyus Rustandi, dan sederet penulis Jawa Barat lainnya.

Kok bisa? Ya bisalah, bahkan sangat bisa. Karena menulis sebenarnya adalah menuturkan kata hati kita dengan tulisan. Ikuti kata hati, tuliskan, maka jadilah tulisan. Tentu saja teknik kepenulisan harus kita pelajari. Tapi itu bisa sambil berjalan. Bukan suatu yang sulit untuk dikerjakan.

Yang penting untuk menjadi seorang penulis adalah komitmen diri. Jika komitmennya kuat, maka menulis akan menjadikan ruang tersendiri yang dapat memberikan kepuasan hidup. Tidak menjadikan sebuah tekanan.

Penting untuk mengikuti beberepa event pelatihan menulis. Selain untuk menambah wawasan, juga bisa menambah persaudaraan. Bukankah sebagai mahkul sosial kita perlu pertemanan yang sehat?
“Tarian Sang Sinden” adalah novel pertamaku yang terbit tahun 2019. Novel ini hasil dari ceracau dalam hati. Aku tidak suka dengan sosok sinden tengil yang selalu mengumbar aurat dan memancing syahwat lelaki. Sebagian cerita terinspirasi dari kisah pribadi.

“Romantika Aisyah” adalah novel kedua yang terbit tahun 2020. Novel ini terinspirasi dari seorang bocah kecil yang hidupnya selalu dirundung derita. Novel ini pun terpacu oleh tantangan yang diberikan oleh KPPJB.

Sederet buku antologi dari berbagai genre, kian menambah koleksi karya tulisku. Namun, terkadang ada rasa jenuh juga hari-hari selalu bergelut dengan laptop dan gawai. Selintas sempat berpikir, haruskah kutinggalkan dunia menulis ini?

Suami sudah mulai mencemburui laptopku. Bahkan cucu-cucuku sudah mulai menarik-narik bajuku ketika aku sudah mulai terlena dengan gawaiku. Ah, sunguh suasana situasi yang mulai membuat galau yang segalau-galaunya.

Untunglah, aku sudah tergabung dengan grup pelatihan menulis Om Jay di bawah naungan PGRI dan Penerbit Andi. Rasa jenuhku mulai sirna. Perlahan kugauli lagi laptopku. Walau harus merangkak mengerjakan tugas-tugas, aku harus bisa menuntaskan pelatihan ini.

Terispirasi dari mentor pada hari Jumat, tanggal 5 Juni 2020. Dra Sri Sugiastuti,M.Pd. Beliau pun mulai produktif menulis pada usia setengah abad.  Mulai menyususn buku ajar, menulis buku antologi, mengukuti palatihan-pelatuhan menulis, dan memberdayakan IT.

Aktivitasnya menghantarkan beliau sebagai penulis ternama. Dari karya-karyanya beliau bisa mendulang rupiah yang jumlahnya lebih dari nilai tunjangan sertifikasi. Ada kemiripan kisah antara aku dengan beliau. Hanya satu saja yang membedakan, aku belum mampu mendulang rupiah dari hasil karyaku.


Tetap semangat menulis, Bekerja dari Rumah. Salam Literasi.





13 komentar:

  1. Wuiiiiiiiiiiiihhhhh judulnya buat org penasaran isinya bu.....mantuuul bu guru hebat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. trimakasih, masih belajar nulis walaupun sudah usia senja

      Hapus
    2. Keren sekali ibu. Jadi pengen lihat novelnyaa

      Hapus
    3. Wahh... Keren Bu..
      Sudah pernah menulis novel juga ternyata..

      Harus banyak belajar pada ibu juga ini... 😊

      Hapus
    4. keren bu....usia tak menghalangi tuk berkarya

      Hapus
  2. Ayo bu tetap semangat untuk berkarya...

    BalasHapus
  3. Keren,, judul nya pas bgt buat ibu yg hebaat bgt..

    BalasHapus
  4. Terus berkarya... Tak lengang oleh usia srnja... Sukses selalu buat Ibu... Keren

    BalasHapus
  5. Masya Allah bu Arum, selalu is the best.👍👍

    Barakallah bu, sehat selalu. Trimksih banyak bu arum, sudah mengajak saya bergabung d komunitas lisangbihwa. Jdi banyak teman dan ilmu🥰🙏

    BalasHapus
  6. usia tak menghalangi berkarya...keren..

    BalasHapus

Jumat Berkah di SDN Karanganyar

  Masya Allah Tabarakallah, rezeki buat anak-anak soleh dan solehan siswa SDN Karanganyar. Hari ini, Jumat, 01 September 2023 ada seorang ha...