Resume Kuliah Menulis Online Pertemuan ke-17
“Segeralah Menulis, Apapun
yang Terjadi”
Hari : Rabu,
08 Juli 2020
Pukul :
19.00 s/d 21.00 WIB
Pemateri : Joko
Irawan Mumpuni
Materi : Proses Penerbitan Buku Ajar
Perkuliahan
online bersama Om Jay malam ini menghadirkan nara sumber yang special.
Beliau adalah seorang direktur penerbitan
di PT Andi Yogyakarta, yakni Bapak Joko Irawan
Mumpuni. Materi yang
disampaikannya tentang proses penerbitan
buku ajar.
Paparan materi diawali dengan sebuah kalimat persuasif, ”Jika
kita masih bekerja di rumah, maka menulislah buku di rumah saja”. Menurut beliau, penerbit itu merupakan industri yang harus
untung karena harus menghidupi
karyawannya. Penerbit harus dapat memberikan keyakinan bahwa menerbitkan buku
itu akan mendatangkan keuntungan jika laku dipasaran.
Bagaimana
agar buku yang kita buat dapat diterima di penerbit, sebaiknya hindari
penolakan hal-hal penting yang menjadi dasar penilakan, di antaranya: tema
conten buku sedikit peminat; penulis diragukan reputasinya; reputasi lembaga
tempat penulis bekerja. Ketiga hal ini khusus
untuk para penulis professional,
yaitu memakai jalur professional yang tidak berbayar, bahkan penulisnya
yang di bayar besar.
Untuk
penulis pemula ada model kerja sama yang lain, yakni: pertama, kerja sama
antar lembaga, dengan konsekuensi lembaga tersebut akan menggunakan bukunya. kedua
melalui program khusus dari penerbit Andi, yaitu program Andri Pro Literasi
Beliau
juga mengingatkan pesan yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali, “Bila kau bukan
anak raja, juga bukan ulama besar, maka menulislah”. Tetaplah menulis apapun
yang terjadi.
Ada
3 paparan yang akan disampaikan oleh Bapak Joko Irawan Mumpuni terkait masalah penerbitan
buku ajar, yakni:
1. Writing Preneurship. Menulis buku yang diterima penerbit
2.
Menulis
Buku Ajar
3.
Teknik
menulis buku
Mengingat
waktu dan banyaknya materi yang harus disampaikan, pemateri hanya menjelaskan
materi tentang writing preneurship. Menulis buku yang diterima penerbit.
Berikut adalah beberapa alasan karya tulis harus dipublikasikan: 1)
orientasi pada profit, 2) nirlaba (SCR atau pengabdian, 3) branding /promosi,
dan 4) memenuhi regulasi akteditasi.
Sebagai acuan tentang kemampuan kita dalam menulis, sebaiknya kita
melihat tingkatan posisi dalam menulis, ada di tingkat manakah kita? Apakah ada
pada tingkatan 1) I won’t do it, 2) I can’t do it, 3) I want
to do it, 4) How do Ido it, 5) I’ll try to do it, 6) I can
do it, 7) I will do it, atau 8) Yes, I did it?
Literasi di Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan literasi di luar negeri. Ketertinggalan itu disebabkan oleh 3 faktor penghambat pertumbuhan industri penerbitan. Pertama minat baca. Minat baca yang minim karena dipengaruhi budaya baca yang rendah, kurangnya bahan bacaan, dan kualitas bacaan. Kedua minat menulis. Minimnya budaya tulis, tidak tahu prosedur, dan anggapan yang salah tentang dunia dan penerbitan. Ketiga minat hak cipta. Masih terdapat pembajakan karya, duplikasi non illegal, dan perangkat hokum
Langkah-langkah
proses penerbitan buku. Pertama, mengirimkan naskah ke penrbit. Oleh
penerbit dinilai, di-review, untuk diketahu kulaitas tulisan, bukan
untuk dihakimi. Selanjutnya dianalisas apakah bu di pasaran ku itu akan laku
atau tidak. Setelah
dinyatakan diterima, penulis akan diminta sof copy lengkap naskahnya.
selanjutnya penulis diminta perjanjian
tanda tangan. Jika naskah ditolak, maka naskah akan dikembalikan.
Sebaiknya
mengirimkan naskah itu dalam bentuk hard copy. Demi keamaman supaya
naskah kita tidak diambil orang, karena penulis akan mengalami kerugian. Untuk hard
copy, naskah tidak harus semuanya
dicetak, cukup sebagian saja. Misalnya judul, CV penilis dan sinopsis buku.
Setelah itu penerbit akan memutuskan,
apakah naskah dapat diterima atau tidak.
Dalam
penerbitan, proses editing dan setting sangat diperlukan. Penerbit
tidak bisa menolak editorial yang buruk atau penggunaan tanda baca yang salah,
karena dalam prosesnya penerbit akan melibatkan editor yang handal dan mumpuni
dalam teknik pengeditan.
Judul
biasanya diusulkan oleh penulis. namun, pihak penerbitakan memodivikasinya supaya
bukunya laku dan daya jualnya tinggi. Masalah
ini menjadi hal pentig, tidak bisa dibuat secara sembarangan.
Selanjutnya
bagaimana buku dapat sampai ke toko buku? Sebelumnya penulis diberi satu naskah
buku untuk di koreksi kembali,
kemudian dimintai persetujuan. Apakah
naskah itu sudah yakin benar atau belum. Setelah dikoreksi ulang oleh penulis,
naskah itu dikirim kembali ke penerbit. Setelah naskah disetujui bersama, selanjutnya
dibuatkan plat. Plat ini yang nantinya kan dijadikan master pembutatan buku
secara masiv.
Ciri-ciri
penerbit yang baik :
Ø Memiliki visi dan misi
Ø Memiliki bussines core lini produk tertentu
Ø Pengalaman penerbit
Ø Jaringan pemasaran
Ø Memiliki percetakan sendiri
Ø Keberanian mencetak jumlah banyak eksemplar
Ø Kejujuran dalam pembayaran royalty
Setelah buku kita diterbitkan dan tersebar di seluruh Indonesi,
maka ada beberapa hal yang dapat diperoleh oleh penulis, di antaranya: 1)
kepuasan diri sendiri, buku sebagai karya momentum yang akan dikenang sepanjang
masa. 2) Reputasi yang baik di masyarakat, buku sebagai karya yang
terpublikkasi akan meningkatkan reputasi penulisnya, 3) karir yang sukses
karena sudah mendukung kenaikan tingkat atau golongan, dan 4) penghasilan.
Peningkatan finansila yang akan didapatkan dari royalti sebanyak 10%.
Perhitungannya dalam satu judul buku jika laku satu semester 5000 eksemplar X rp
100.000, maka akan mendapatkan uang 50 juta. Jika dua judul buku, maka akan
mendapatkan 100 juta, dan seterusnya. Dapat dibayangkan angka-angka nominal ini
tentunya sangat menarik buat kita.
Di penerbi,t Andi ada sekitar 800 orang lebih penulis. Penghasilan
rata-rata perbulannya berfariatif, dari rp 30.000 hingga rp 350.0000.000. Bahkan ada yang berpenghasilan hingga hingga
setengah milyard.
Bobot sistem penilaian di penerbitan yakni, editorial sebesar 10%, peluang potensi pasar
50 %, keilmuan 30%, dan reputasi penulis 10%. Namun, dalam
kenyataannya bisa jadi reputasi penulis ini mejadi 100% jika si penulisnya
sudah terkenal.
Naskah seperti apa yang dapat diterbitkan? Ada empat kemungkinan.
Yang pertama tema tidak popular tetapi penulis popular. Misalnya Presiden Jokowi menulis buku tentang suatu
tema, pasti semua orang ingin mengetahui, sepertiapa hasil tulisanya.Yang kedua
adalah kemungkinan yang ideal yakni tema popular dan penulis pun popoler. Yang
ketiga adalah tema popular tetapi penulisnya tidak popular. Ini biasanya
dialami oleh penulis pemula. Yang keempat tema tidak populer dan penulis pun tidak popular, kemungkinan
yang terakhir ini tidak akan diterbitkan.
Berdasarkan beberapa kemunkinan di atas, jadi bisa dikatakan ada
dua syarat buku itu sukses untuk diterbitkan. Yang pertaman temanya bagus, dan
yang kedua preputasi penulisnya juga bagus. Reputasi penulis bisa dicari di google
cendikia. Guru atau dosen yang mempunyai acount google cendikia akan lebih
disukai. Di situ akan diketahui berapa jumlah sitasinya, semakin banyak jumalah
sitasinya maka semakin tinggi tingkat kepercayaan penerbit.
Selanjutnya bagaimana menentukan oplah. Ada empat kwadran kategori untuk
menentukan jumlah oplah. 1) market sempit dan lifecycle panjang, arinya
meskipun buku itu sudah berumur lama dan tidak diperbaharui atau direvisi, buku
tersebut tetap laku, misalnya buku matematika, fisika, anatomi dan sejenisnya. 2)
Market lebar dan lifecycle panjang, dijual kapan saja tetap laku, ini
kategori oplah yang sangat disukai. 3) Market sempit dan lifecycle
pendek, 4) Market lebar dan lebar dan lifecycle pendek.
Kategori penulis berdasarkan pengaruh produktivitas dan kualitas ada 2. Yakni
penulis yang idealis dan penulis yang industrialis. Penulis idealis tidak mengharapkan finansil. Penulis idealis biasanya terjadi
pada para guru besar atau orang kaya yang butuh branding diri, dan
karyanya bisa sampai kepada anak cucu. Sedangkan penulis industrialis adalah
penulis yang mengutamakan unsur finansil. Yang disukai penerbit adalah penulis
yang mempunyai jiwa idealis dan industrialis, tidak mengabaikan mutu tetapi
juga produktif.
Penerbit tidak akan memperdulikan apakah penulis itu bergelar
sarjana, master, atau doktor. Yang menjadi bidikan penerbit adalah penulis yang
dapat menghasilkan buku untuk digunakan banyak orang. Bukunya laku dipasaran
dan daya jualnya akan melebar.
Konsistensi gaya selingkung. Penerbit dapat menetapkan lebih dari
satu cara pengutipan dan penulisan daftar pustaka sesuai dengan lingkup bidang
penerbitannya, misalnya standar American language Association (ALA), Michigan
Language Association (MLA), Chicago Manual Style (CMS), American
Psychology Association (APA) Vancouver Style, dan Harvard Style.
Cara pengutipan dan penulisan daftar pustaka harus diterapkan secara konsisten
untuk setiap terbitan.
Dari sesi tanya jawab diperoleh gambaran bahwa:
Ø Buku yang tidak diguakan di sekolah atau di kampus secara pasti
dinamakan buku popular. Namun, buku-buku yang digunakan dalam sistem
pembelajaran di sekolah atau kampus, dinamakan buku teks.
Ø Jawaban diterima atau tidaknya naskah yang dikirim ke penerbit
bergantung pada kepentingan buku itu untuk diterbitkan. Biasanya antara dua
minggu sampai satu bulan. Namun bisa juga lebih cepat dari itu jika penulis berkehendak
buku itu untuk segera diterbitkan.
Ø Untuk mendapatkan materi penulisan buku teks dan sistematikanya
dapat menghubungi langsung narasumber melalui alamat emailnya. Jumlah halaman
untuk buku teks 200 halaman sesuai aturan dari Dikti atai Dinas tekait, berbeda
dengan diktat atau modul. Yang termasuk buku teks ini buku ajar atau buku
referensi. Di luar buku teks dinamakan buku popular. Buku pouler tidak dapat
diajukan untuk kenaikan pangkat.
Ø Penerbit Andi termasuk penerbit yang paling banyak menerbitkan
buku-buku untuk SMK termasuk buku akutansi, walaupun guru SMK kurang roduktif
dalam membuat buku. Penerbit Andi pun menerbitkan banyak jenis buku lainnya.
Ø Tidak ada perbedaan cara menerbitkan buku teks atau buku popular.
Pengeditan buku teks dilakukan oleh editor yang menguasi bidang kurikulum dan
bahasa formal yang digunakan di sekolah atau kampus pada umumnya. Disesuaikan
dengan kurikulum dan silabi yang berlaku pada saat itu.
Ø Penerbit Andi tidak memungut uang dari penulis, bahkan penulis yang
akan mendapatkan uang dari penerbit melalui royalty yang diperolehnya.
Ø Figur Om Jay berpeluang untuk dijadikan buku biografi. Dapat dilihat dari sisi perjuangannya dalam dunia
kepelatihan menulis dan sumber inspirasi untuk para guru
Ø Skema penerbitan regular, artinya penerbit berhak menolak naskah
dengan alasan subjektif dari penerbit. Supaya bisa diterima langsung dapat
dilakuna MoU antara penulis dan penerbit. Dilakukan kerja sama sesuia dengan syarat
dan ketentuan yang berlaku.
Ø Pada masa transisi, buku-buku fisik akan segera tergantikan oleh
buku-buku elektronik. Ke depannya buku-buku elektronik ini tampilannya akan
lebih menarik. Tidak sekadar tampilan buku dalam bentuk PDF.
Ø Buku-buku yang berpeluang laku pada masa pandemi bisa mengacu pada
“The 4 contsumer megashif” in time of covid-19 crisis : empathic society, go
virtual, bottom of the pyramid, dan stay@home lifestyle.
Sebagai simpulan dari materi ini, bahwa untuk dapat menjadi seorang
penulis, lakukanlah segera menulis. Banyak belajar tentang teknik kepenulisan,
bergabung dengan komunitas penulis, dan pahami alur penerbitan buku. Kesalahpahaman
antara kehendak penulis dan kemauan
penerbit dapat diselesaikan dengan cara komunikasi langsung. Segeralah menulis
apapun yang terjadi dengan segala risiko. Dari pengalaman ini dapat dijadikan
sebagai bahan pembelajaran.
Semoga bermanfaat. Salam literasi! (arumliterat.blogspot.com)
Arum Handayani
Guru SMPN 3 Subang
Penulis novel “Tarian Sang Sinden” dan “ Romantika Aisyah”
Ketua Komunitas LISANGBIHWA (Literasi Subang Bihari dan
Berwibawa)
Tetap semangat meresume apapun sikonnya.... ☺️
BalasHapusMantap bu arum...tetap semangat.. Mampir juga ya,di
BalasHapusaisah1969.blogspot.com...
Semangat terus BuKetu
BalasHapusInspirasi bu ..sukses selalu
BalasHapusMantap Bu Arum, salam dari Garut [mahiramauida.wordpress.com]
BalasHapusSemangat
BalasHapusTOP Bu Cin. .. semangat!
BalasHapus