Resume Kuliah Menulis Online Pertemuan ke-15
“Yakin, Tidak Bisa Menulis? ”
Hari : Senin,
03 Juli 2020
Pukul :
19.00 s/d 21.00 WIB
Pemateri : Dr. Ngainun Naim
Materi : Mari Produktif Menulis
Dr. Ngainun Naim
Warna warni Perkuliahan
bersama om Jay memang luar biasa.Malam ini perkuliahan dimoderatori oleh ibu Sri Sugiatuti. Selalu saja ada kejutan. Ya, betapa saya
terkejut melihat CV pemateri malam ini. Begitu banyak buah karya tulisnya. Ada sekitar
26 judul buku dan 14 judul artikel jurnal yang telah diterbitkan.
Menurut saya ini angka yang
fantastik. Pada usia 45 tahun, beliau sudah mampu melahirkan segudang karya
yang luarbiasa. Untuk dapat lebih mengenal tentang pemateri kita mala mini, berikut adalah Curriculum Vitae Dr. Ngainun Naim
Nama |
: |
Dr. Ngainun Naim
|
Tempat Tanggal Lahir |
: |
Tulungagung, 19
Juli 1975
|
Alamat Kantor |
: |
IAIN Tulungagung, Jl.
Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung 66221.
|
Alamat Rumah
|
:
|
Desa Parakan RT 11
RW 04 Kecmatan/Kabupaten Trenggalek Jawa Timur
|
No Telp.
|
|
|
Kantor
|
:
|
0355-321513
|
HP
|
:
|
081311124546
|
e-mail
|
|
Riwayat Pendidikan
Formal
§ SDN Sambidoplang
Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun 1988
§ MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991
§ MAN Denanyar Jombang, lulus tahun 1994
§ S-1 STAIN Tulungagung, lulus 1998
§ S-2 Studi Islam Universitas Islam
Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.
§ S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun
2011.
Karya Tulis Buku
1. Islam Radikal dan
Deradikalisasi (2020).
2. Aktualisasi
Pemikiran Islam Multikultural (Akademia Pustaka, 2020).
3. Literasi dari Brunei
Darussalam (Akademia Pustaka, 2020).
4. Spirit Literasi
(Akademia Pustaka, 2019).
5. Teraju (Tulungagung:
IAIN Tulungagung Press, 2017).
6. Proses Kreatif
Penulisan Akademik (Akademika Pustaka, 2017).
7. Merawat Nusantara
(Malang: Genius Media, 2017).
8. Menipu Setan, Kita
Waras di Zaman Edan (Jakarta: Quanta, 2015).
9. The Power of Reading
(Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013).
10. Character Building (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012).
11. Pendidikan
Multikultural: Konsep dan Aplikasi, Cet. IV (Yogyakarta: Arruzz-Media,
2008).
12. Islam dan Pluralisme
Agama (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014).
13. Self Development:
Personal, Sosial, dan Spiritual (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2015).
14. 35 Kompasianer
Merajut Indonesia (buku bersama)
(Jakarta: Kompas, 2013).
15. Merajut Kerukunan Antarumat
Beragama (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2012).
16. Pengantar Studi
Islam (Yogyakarta: Gre Publishing, 2011).
17. Sejarah Pemikiran
Hukum Islam (Yogyakarta: Teras, 2009).
18. “Resiko Menawarkan Pemikiran Liberal”, dalam
Ulil Abshar-Abdalla, dkk, Islam Liberal dan Fundamental: Sebuah Pertarungan
Wacana (Yogyakarta: eLSaQ, 2003).
19. Teologi Kerukunan,
Mencari Titik Temu dalam Keragaman (Yogyakarta: Teras, 2011).
20. “Krisis dalam Dunia Pendidikan, Dimensi
Kemanusiaan, dan Pengembangan Nalar Spiritual”, dalam Akhyak (ed), Meniti
Jalan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).
21. Rekonstruksi
Pendidikan Nasional, Membangun Paradigma yang Mencerahkan (Yogyakarta: Teras,
2009).
22. Konservasi
Lingkungan Berbasis Tradisi (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2011).
23. Spirit Literasi
(Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019).
24. Resolusi Menulis
(SPN Grup, 2017).
25. The Power of Writing
(Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2015).
26. Dan beberapa buku
lainnya.
Artikel Jurnal
1.
Mysticho-Philosophy:
The Integration Epistemologies of Mulyadhi Kartanegara, Episteme, Volume 13,
Nomor 2, 2018.
2.
The Development of Islamic Study
Through The Study of Figures: Significance and Methodology, AJIS: Academic Journal of Islamic Studies, Vo. 2, No. 2, 2017.
3.
Deradicalization
Through Islamic Education at State Institute for Islamic Studies (IAIN)
Tulungagung, Madania, Volume 22, Nomor 2, 2018.
4.
RADICAL ISLAM AND THE DERADICALIZATION
STRATEGY: Reconstruction of Abdurrahman Wahid’s Thoughts, Episteme,
Vol. 12, No. 2, 2017 (Terakreditasi B).
5.
A Jurisprudence of Diversity (Fiqh Kebinekaan): From the Theological-Normative to
Contextual-Progressive Reasoning, Al-Adalah, Volume
1, 2018 (Sinta 2).
6.
DERADIKALISASI BERBASIS NILAI-NILAI
PESANTREN STUDI FENOMENOLOGIS DI TULUNGAGUNG, Akademika, Vo. 22, No. 1, 2017
(Terakreditasi B).
7.
Pengembangan
Pendidikan Aswaja sebagai Strategi Deradikalisasi, Jurnal Walisongo, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2015 (Terakreditasi B).
8.
Islam dan HAM:
Perdebatan Mencari Titik Temu, Jurnal Ijtihad, Vol. 15, No. 1, Juni 2015 (Terakreditasi B).
9.
Kebangkitan
Spiritualitas Manusia Modern, Jurnal Kalam, Volume 17, No. 2, 2013 (Terakreditasi B).
10.
Islam dan Pancasila, Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid, Episteme,
Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, Volume
10, Nomor 2, 2015 (Terakreditasi B).
11.
Pluralisme
Sebagai Jalan Pencerahan: Telaah Pemikiran M. Dawam Rahardjo, Salam, Volume 15 Nomor 2, 2012.
12.
Mengembalikan
Misi Pendidikan Sosial dan Kebudayaan Pesantren, Jurnal Media Pendidikan, Volume: XXVII, Nomor 3, 2012/2013 (Terakreditasi B).
13.
Sejarah
Sebagai Pendekatan dalam Studi Islam, Ibda’,
Vol. 8 No. 1 Juni 2010 (Terakreditasi B).
14.
Membangun
Toleransi dalam Masyarakat Majemuk, Jurnal
Harmoni, Januari-Maret 2016, (Terakreditasi B).
Beliau mengawali
paparan materi dengan sebuah pernyataan bahwa guru adalah kunci penting dalam
dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya
juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil
pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting
peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti
budaya membaca dan menulis. Kunci itu
adalah alat, bagaimana kunci itu digunakan secara tepat
Kunci-kunci penting dalam
menulis.
1.
Kunci Pertama Adalah
Motivasi
1) motivasi karir, menulis
merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi. Implikasinya, semakin
mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
2) motivasi materi; menulis itu menghasilkan
honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah.
Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari
sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan
perhatian dari sisi materi.
3) motivasi
politik; menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
4) motivasi cinta;
menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.
2.
Kunci Kedua: Meyakini Bahwa
Menulis Itu Anugerah.
Tanpa kita sadari sebenarnya kita telah mampu menulis ribuan
halamam,hal ini bisa dibuktikan dengan rekam jejak kita sewaktu menempuh perkuliahan
baik di S1, S2, atau pun S3.
Saat S-1, setiap semester harus membuat makalah. Paling tidak
satu semester harus membuat 10 makalah. Kalikan 10 halaman, 10X10= 100 halaman.
Kalikan 8 semester. 100X 8= 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan
KKN, magang, skripsi.
Lulus S2. Total halaman yang ditulis paling 500 halaman.
Apalagi jika sampai selesai doktor. Jelas di atas 2.500 halaman. Sekarang
hitung berapa laporan penelitian yang harus dibuat setiap tahun. Berapa laporan
pengabdian. Sudah ribuan, ya, ribuan halaman yang sudah kita tulis
Berdasarkan perhitungan di atas, tidak ada alasan untuk menyatakan
kesulitan dalam menulis. Kemungkinan kesulitan menulis biasanya dialami bagi
orang yang sewaktu kuliah mengalami hal sebagai berikut:
1) selama kuliah
spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya
ini yang spesial membiayai foto kopi.
2) tidak menulis
karena dibuatkan orang lain;
3) menulis dengan
melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe
lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.
4) begitu
mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus
ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti
referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di
akhir kutipan: berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan.
3.
Kunci Ketiga: Menulis Itu
Memberikan Banyak “Keajaiban” Dalam Hidup.
Keajaiban yang bisa
dirasakan karena menulis di antaranya:
1) mendapatkan
banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti;
2) sering diundang
sebagai pembicara di berbagai forum.
3) memiliki banyak
teman.
4) Bisa membeli peralatan
yang dibutuhkan dalam kehidupan.
5) tulisan adalah
alat perekam kehidupan yang ajaib.
4.
Kunci Keempat: Tidak Mudah
Menyerah.
Ketika seseorang berkeinginan menulis buku, terkadang
semangat untuk menulis itu turun naik. Pada saat mengukuti pelatihan,
semangatnya akan tinggi. Namun ketika kembali pada kehidupan sehari-hari,
semangatnya mulai memudar. Saat bersemangat, banyak halaman yang ditulisnya. Namun,
pada saat tidak bersemangat, menulis lima paragraph saja sulit sekali. Menulis
lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh
halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
5.
Kunci Kelima: Berjejaring.
Jadi penulis
jangan menepi. Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi
bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan
semacam ini juga dalam rangka berjejaring.
6.
Kunci Keenam: Menulis
Sebanyak-Banyaknya.
Menulislah
setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan
Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis
menjadi baik.
Simpulan dari paparan di atas adalah, tetaplah menjadi
penulis produktif. Yakinkan pada diri sendiri bahwa kita mampu dan mau menulis, karena rekamjejak kita telah membuktikan
bahwa kira telah mampu menulis ribuan halaman. Pilihan motivasi untuk tetap produktif menulis akan
mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan. Menulis adalah
anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan
terus menulis.
Menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan dengan kawan-kawan
yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang kita hasilkan itu tetap memiliki
kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama
kita terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda
dengan kawan-kawan lainnya.
Semoga
bermanfaat. Salam literasi! (arumliterat.blogspot.com)
Arum
Handayani
Guru SMPN 3
Subang
Penulis
novel “Tarian Sang Sinden” dan “ Romantika Aisyah”
Ketua
Komunitas LISANGBIHWA (Literasi Subang Bihari dan Berwibawa)
weis mantap Buketu resumenya....
BalasHapusMantap.dan lengkap Bu Ketu resumenya👍👍
BalasHapusKomplit bu arum...sipp
BalasHapusMaantab bu
BalasHapusLengkap sekali, keren
BalasHapusSiip...mampir juga ya bu di http://maseko1275.blogspot.com/2020/07/kunci-produktif-menulis.html
BalasHapusMantul, Bu Arum. Sukses selalu.
BalasHapusResumenya lengkap dan mantul bu ketu
BalasHapusMantap sekali.
BalasHapusLengkap nian.....
BalasHapusLengkap nian.....
BalasHapusMasya Allah lengkap bu Arum🥰👍
BalasHapusKeren...👍 Sy belum ikut kelas itu, setiap baca resumenya jadi tambah penasaran. Tp sy kedul 🙈🙈
BalasHapusSelalu keren👍
BalasHapusMantap Bu 👍🏻
BalasHapusKeren...sip pisan
BalasHapusParade ungkapannya semuanya menarik. Diantaranya, bahwa dengan menulis dapat merekam kehidupan
BalasHapus