Jumat, 03 Juli 2020

Yakin, Tidak Bisa Menulis?


Resume Kuliah Menulis Online Pertemuan ke-15



“Yakin, Tidak Bisa Menulis? ” 

Hari                 : Senin, 03 Juli 2020

Pukul               : 19.00  s/d 21.00 WIB

Pemateri          : Dr. Ngainun Naim

Materi              : Mari Produktif Menulis



       Dr. Ngainun Naim





Warna warni Perkuliahan bersama om Jay memang luar biasa.Malam ini perkuliahan  dimoderatori oleh ibu Sri Sugiatuti.  Selalu saja ada kejutan. Ya, betapa saya terkejut melihat CV pemateri malam ini. Begitu banyak buah karya tulisnya. Ada sekitar 26 judul buku dan 14 judul artikel jurnal yang telah diterbitkan.

Menurut saya ini angka yang fantastik. Pada usia 45 tahun, beliau sudah mampu melahirkan segudang karya yang luarbiasa. Untuk dapat lebih mengenal tentang pemateri kita mala mini,  berikut adalah  Curriculum Vitae Dr. Ngainun Naim



Nama
:
Dr. Ngainun Naim
Tempat Tanggal Lahir
:
Tulungagung, 19 Juli 1975
Alamat Kantor
:
IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung 66221.
Alamat Rumah
:
Desa Parakan RT 11 RW 04 Kecmatan/Kabupaten Trenggalek Jawa Timur
No Telp.


Kantor
:
0355-321513
HP
:
081311124546
e-mail




Riwayat Pendidikan Formal

§  SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun 1988

§  MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991

§  MAN Denanyar Jombang, lulus tahun 1994

§  S-1  STAIN Tulungagung, lulus 1998

§  S-2  Studi Islam Universitas Islam Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.

§  S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2011.



Karya Tulis Buku

1.      Islam Radikal dan Deradikalisasi (2020).

2.      Aktualisasi Pemikiran Islam Multikultural (Akademia Pustaka, 2020).

3.      Literasi dari Brunei Darussalam (Akademia Pustaka, 2020).

4.      Spirit Literasi (Akademia Pustaka, 2019).

5.      Teraju (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017).

6.      Proses Kreatif Penulisan Akademik (Akademika Pustaka, 2017).

7.      Merawat Nusantara (Malang: Genius Media, 2017).

8.      Menipu Setan, Kita Waras di Zaman Edan (Jakarta: Quanta, 2015).

9.      The Power of Reading (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013).

10.  Character Building (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).

11.  Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi, Cet. IV (Yogyakarta: Arruzz-Media, 2008).

12.  Islam dan Pluralisme Agama (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014).

13.  Self Development: Personal, Sosial, dan Spiritual (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2015).

14.  35 Kompasianer Merajut Indonesia (buku bersama) (Jakarta: Kompas, 2013).

15.  Merajut Kerukunan Antarumat Beragama (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2012).

16.  Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: Gre Publishing, 2011).

17.  Sejarah Pemikiran Hukum Islam (Yogyakarta: Teras, 2009).

18.   “Resiko Menawarkan Pemikiran Liberal”, dalam Ulil Abshar-Abdalla, dkk, Islam Liberal dan Fundamental: Sebuah Pertarungan Wacana (Yogyakarta: eLSaQ, 2003).

19.  Teologi Kerukunan, Mencari Titik Temu dalam Keragaman (Yogyakarta: Teras, 2011).

20.   “Krisis dalam Dunia Pendidikan, Dimensi Kemanusiaan, dan Pengembangan Nalar Spiritual”, dalam Akhyak (ed), Meniti Jalan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).

21.  Rekonstruksi Pendidikan Nasional, Membangun Paradigma yang Mencerahkan (Yogyakarta: Teras, 2009).

22.  Konservasi Lingkungan Berbasis Tradisi (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2011).

23.  Spirit Literasi (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019).

24.  Resolusi Menulis (SPN Grup, 2017).

25.  The Power of Writing (Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2015).

26.  Dan beberapa buku lainnya.



Artikel Jurnal

1.     Mysticho-Philosophy: The Integration Epistemologies of Mulyadhi Kartanegara, Episteme, Volume 13, Nomor 2, 2018.

2.     The Development of Islamic Study Through The Study of Figures: Significance and Methodology, AJIS: Academic Journal of Islamic Studies, Vo. 2, No. 2, 2017.

3.     Deradicalization Through Islamic Education at State Institute for Islamic Studies (IAIN) Tulungagung, Madania, Volume 22, Nomor 2, 2018.


5.     A Jurisprudence of Diversity (Fiqh Kebinekaan): From the Theological-Normative to Contextual-Progressive Reasoning, Al-Adalah, Volume 1, 2018 (Sinta 2).

6.     DERADIKALISASI BERBASIS NILAI-NILAI PESANTREN STUDI FENOMENOLOGIS DI TULUNGAGUNG, Akademika, Vo. 22, No. 1, 2017 (Terakreditasi B).

7.     Pengembangan Pendidikan Aswaja sebagai Strategi Deradikalisasi, Jurnal Walisongo, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2015 (Terakreditasi B).

8.     Islam dan HAM: Perdebatan Mencari Titik Temu, Jurnal Ijtihad, Vol. 15, No. 1, Juni 2015 (Terakreditasi B).

9.     Kebangkitan Spiritualitas Manusia Modern, Jurnal Kalam, Volume 17, No. 2, 2013 (Terakreditasi B).

10. Islam dan Pancasila, Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid, Episteme, Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, Volume 10, Nomor 2, 2015 (Terakreditasi B).

11. Pluralisme Sebagai Jalan Pencerahan: Telaah Pemikiran M. Dawam Rahardjo, Salam, Volume 15 Nomor 2, 2012.

12. Mengembalikan Misi Pendidikan Sosial dan Kebudayaan Pesantren, Jurnal Media Pendidikan, Volume: XXVII, Nomor 3, 2012/2013 (Terakreditasi B).

13. Sejarah Sebagai Pendekatan dalam Studi Islam, Ibda’, Vol. 8 No. 1 Juni 2010 (Terakreditasi B).

14. Membangun Toleransi dalam Masyarakat Majemuk, Jurnal Harmoni, Januari-Maret 2016, (Terakreditasi B).



Beliau mengawali paparan materi dengan sebuah pernyataan bahwa guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis.  Kunci itu adalah alat, bagaimana kunci itu digunakan secara tepat

Kunci-kunci penting dalam menulis.

1.    Kunci Pertama Adalah Motivasi

1)   motivasi karir, menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi. Implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.

2)    motivasi materi; menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.

3)   motivasi politik; menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.

4)   motivasi cinta; menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.



2.    Kunci Kedua: Meyakini Bahwa Menulis Itu Anugerah.

Tanpa kita sadari sebenarnya kita telah mampu menulis ribuan halamam,hal ini bisa dibuktikan dengan rekam jejak kita sewaktu menempuh perkuliahan baik di S1, S2, atau pun S3.  

Saat S-1, setiap semester harus membuat makalah. Paling tidak satu semester harus membuat 10 makalah. Kalikan 10 halaman, 10X10= 100 halaman. Kalikan 8 semester. 100X 8= 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan KKN, magang, skripsi.

Lulus S2. Total halaman yang ditulis paling 500 halaman. Apalagi jika sampai selesai doktor. Jelas di atas 2.500 halaman. Sekarang hitung berapa laporan penelitian yang harus dibuat setiap tahun. Berapa laporan pengabdian. Sudah ribuan, ya, ribuan halaman yang sudah  kita tulis

Berdasarkan perhitungan di atas, tidak ada alasan untuk menyatakan kesulitan dalam menulis. Kemungkinan kesulitan menulis biasanya dialami bagi orang yang sewaktu kuliah mengalami hal sebagai berikut:

1)  selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi.

2)  tidak menulis karena dibuatkan orang lain;

3)  menulis dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.

4)  begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di akhir kutipan: berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan.



3.    Kunci Ketiga: Menulis Itu Memberikan Banyak “Keajaiban” Dalam Hidup.

Keajaiban yang bisa dirasakan karena menulis di antaranya:

1)   mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti;

2)   sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum.

3)   memiliki banyak teman.

4)   Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan.

5)   tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.



4.    Kunci Keempat: Tidak Mudah Menyerah.

Ketika seseorang berkeinginan menulis buku, terkadang semangat untuk menulis itu turun naik. Pada saat mengukuti pelatihan, semangatnya akan tinggi. Namun ketika kembali pada kehidupan sehari-hari, semangatnya mulai memudar. Saat bersemangat, banyak halaman yang ditulisnya. Namun, pada saat tidak bersemangat, menulis lima paragraph saja sulit sekali. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.

5.    Kunci Kelima: Berjejaring.

Jadi penulis jangan menepi. Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam rangka berjejaring.

6.    Kunci Keenam: Menulis Sebanyak-Banyaknya.

Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.



Simpulan dari paparan di atas adalah, tetaplah menjadi penulis produktif. Yakinkan pada diri sendiri bahwa kita mampu dan mau menulis,  karena rekamjejak kita telah membuktikan bahwa kira telah mampu menulis ribuan halaman. Pilihan  motivasi untuk tetap produktif menulis akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan. Menulis adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.

Menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan dengan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang kita hasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama kita terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda dengan kawan-kawan lainnya.



                  Semoga bermanfaat. Salam literasi! (arumliterat.blogspot.com)



Arum Handayani

Guru SMPN 3 Subang

Penulis novel “Tarian Sang Sinden” dan “ Romantika Aisyah”

Ketua Komunitas LISANGBIHWA (Literasi Subang Bihari dan Berwibawa)




17 komentar:

  1. weis mantap Buketu resumenya....

    BalasHapus
  2. Mantap.dan lengkap Bu Ketu resumenya👍👍

    BalasHapus
  3. Siip...mampir juga ya bu di http://maseko1275.blogspot.com/2020/07/kunci-produktif-menulis.html

    BalasHapus
  4. Mantul, Bu Arum. Sukses selalu.

    BalasHapus
  5. Resumenya lengkap dan mantul bu ketu

    BalasHapus
  6. Masya Allah lengkap bu Arum🥰👍

    BalasHapus
  7. Keren...👍 Sy belum ikut kelas itu, setiap baca resumenya jadi tambah penasaran. Tp sy kedul 🙈🙈

    BalasHapus
  8. Parade ungkapannya semuanya menarik. Diantaranya, bahwa dengan menulis dapat merekam kehidupan

    BalasHapus

Jumat Berkah di SDN Karanganyar

  Masya Allah Tabarakallah, rezeki buat anak-anak soleh dan solehan siswa SDN Karanganyar. Hari ini, Jumat, 01 September 2023 ada seorang ha...